View more documents from Novi Larasati.
">
eNo Chemistry
Blog Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu
Senin, 02 April 2012
Kamis, 15 Maret 2012
Kamis, 01 Maret 2012
Mengapa Langit Berwarna Biru???
Langit
hanya berwarna biru di siang hari. Ada beberapa sebab mengapa langit
saat itu berwarna biru. Bumi diselubungi lapisan udara yang disebut
atmosfir. Walaupun tidak tampak, udara sebenarnya terdiri atas
partikel-partikel kecil. Cahaya dari matahari dihamburkan oleh
partikel-partikel kecil dalam atmosfir itu. Tetapi kita tahu, cahaya
dari matahari terdiri dari paduan semua warna, dari merah, kuning,
hijau, biru, hingga ungu. Warna-warna itu memiliki frekuensi yang
berbeda. Merah memiliki frekuensi yang lebih kecil dari kuning, kuning
lebih kecil dari hijau, hijau lebih kecil dari biru, biru lebih kecil
dari ungu. Semakin besar frekuensi cahaya, semakin kuat cahaya itu
dihamburkan.
Warna langit adalah sebagian cahaya matahari yang dihamburkan. Karena yang paling banyak dihamburkan adalah warna berfrekuensi tinggi (hijau, biru, dan ungu), maka langit memiliki campuran warna-warna itu, yang kalau dipadukan menjadi biru terang. Karena warna biru banyak dihamburkan, maka warna matahari tidak putih sempurna, seperti yang seharusnya terjadi jika semua warna dipadukan. Warna matahari menjadi sedikit agak jingga.
Pada sore hari, sering matahari berubah warna menjadi merah. Pada saat itu, sinar matahari yang sudah miring menempuh jarak lebih jauh untuk mencapai mata kita, sehingga semakin banyak cahaya yang dihamburkan. Yang banyak tersisa adalah cahaya frekuensi
rendah, yaitu merah.
Warna langit adalah sebagian cahaya matahari yang dihamburkan. Karena yang paling banyak dihamburkan adalah warna berfrekuensi tinggi (hijau, biru, dan ungu), maka langit memiliki campuran warna-warna itu, yang kalau dipadukan menjadi biru terang. Karena warna biru banyak dihamburkan, maka warna matahari tidak putih sempurna, seperti yang seharusnya terjadi jika semua warna dipadukan. Warna matahari menjadi sedikit agak jingga.
Pada sore hari, sering matahari berubah warna menjadi merah. Pada saat itu, sinar matahari yang sudah miring menempuh jarak lebih jauh untuk mencapai mata kita, sehingga semakin banyak cahaya yang dihamburkan. Yang banyak tersisa adalah cahaya frekuensi
rendah, yaitu merah.
Langganan:
Postingan (Atom)